Mie Ayam Pak No Keceng…..Ya, siapa yang tidak tahu tentang salah satu kuliner di Kota Bojonegoro ini.Warung makanan yang buka setiap harinya (kalau tidak salah) mulai sore menjelang ashar (sekitar jam setengah 3an) adalah satu menu kuliner terenak di Bojonegoro kalau menurut saya.Mungkin juga tidak hanya saya yang beranggapan demikian.Banyak orang Bojonegoro mungkin juga akan beranggapan hal yang sama tentang kelezatan kuliner satu ini.Semangkuk mie ayam lezat dengan komposisi mie yang kenyal dan lembut, daging ayam yang gurih dan enak disatukan dengan kuah yang kental dan tidak kalah gurihnya serta hargnya yang murah yaitu sekitar Rp 6.000,00 per porsi. Membuat mie ayam satu ini disukai banyak kalangan mulai dari kalangan orang tua sampai yang muda-mudi.Bahkan setiap kali saya kesana,malah terlihat yang paling sering berkunjung ke warung mie ayam milik Pak No Keceng adalah para anak-anak muda. Mungkin kebanyakan anak-anak muda tersebut ingin merasakan serunya berkumpul dengan teman,bercanda,bersenda gurau di sore hari sambil ditemani semangkuk mie ayam yang lezat. Tapi tidak jarang juga terlihat sebuah keluarga terdiri bapak-ibu dan anak datang untuk menyantap kelezatan mie ayam ini.Bahkan saya pernah melihat satu keluarga besar dalam satu mobil datang dan mereka sangat menikmati makan diwarung mie ayam ini. Hal ini dapat menunjukkan bahwa mie ayam Pak No Keceng adalah salah satu kuliner jujukan yang banyak digemari oleh orang-orang Bojonegoro tidak hanya oleh sekumpulan anak muda yang ingin nongkrong sambil ditemani semangkuk mie ayam atau sekadar merayakan ulang tahun sambil mentraktir teman-temannya, pasangan muda-mudi yang sedang berkencan tapi sudah seperti sebuah menu keluarga layaknya restoran waralaba terkenal dari Amerika Serikat. Maka tidak heran bila dilihat dari banyaknya orang Bojonegoro yang menggemari mie ayam hasil racikan dari Pak No Keceng ini, warungnya selalu terlihat ramai oleh pengunjung. Walaupun sudah beberapa kali warungnya berpindah-pindah tempat, mulai sejak saya masih sekolah SMA di jalan Untung Suropati di depan studio foto, waktu saya awal mulai kuliah yang kata teman saya masih di jalan Untung Suropati di depan sebuah ponpes, hingga kini yang sekarang bertempat di jalan Pattimura tepat di depan lapangan futsal milik sebuah Sekolah Menengah Kejuruan,tetap tidak pernah kekurangan peminat.
Bicara soal penggemar mie ayam ini yang kebanyakan adalah para anak-anak muda,jadi mengingatkan saya tentang masa-masa bersekolah di SMA dulu. Masa yang menurut banyak orang adalah masa-masa terindah dalam hidup(sampai diceritakan oleh Melly Goelsow dalam salah satu lagunya di film Ada Apa Dengan Cinta) . Dimana salah satu cerita masa terindah itu adalah kisah saya dan teman-teman saya dengan semangkuk mie ayam buatan Pak No Keceng itu. Hampir disetiap kesempatan kami selalu beramai-ramai menyempatkan diri untuk makan disana. Mulai dari siang hari sepulang sekolah ataupun pada sore hari sehabis berbagai macam kegiatan seperti les, bimbingan pelajaran jelang UNAS,sepak bola, band ataupun hanya sekedar janjian untuk makan mie ayam rame-rame setelah itu dilanjutkan dengan berkumpul nongkrong(jungok) di rumah salah satu teman kami. Awal ketertarikan kami terhadap mie ayam ini adalah seorang teman saya yang sangat suka bahkan sampai tergila-gila dengan mie ayam ini. Dia sangat sering mengunjungi warung mie ayam ini baik itu sendirian, berdua dengan pacarnya atau rame-rame dengan kami.Berawal dari dialah, akhirnya saya dan teman-teman yang lain terprovokasi untuk makan ditempat tersebut. Cukup sering kami menghabiskan waktu di siti mulai dari hanya sekedar nongkrong sambil makan mie ayam atau merayakan ultah dengan traktiran mie ayam. Ada satu hal yang menarik bila kami makan disana yaitu satu mangkok sambal yang tidak pernah cukup buat kami. Sambal dalam mangkok itu selalu saja habis oleh kami tiap kami makan disana walaupun mangkok itu baru saja diisi sambal oleh pak penjual. Pak No Keceng sampai hafal dengan dengan kami dan hanya tersenyum bila kami datang makan mie dengan menghabiskan sambal satu mangkok. Dan orang yang paling banyak menghabiskan sambal adalah teman saya Si Provokator itu. Cuma yang membuat kami heran adalah Si Provokator itu suka sekali makan mie ayam tapi sebenarnya dia itu orangnya punya alergi dengan segala macam daging. Jadi sebenarnya sewaktu dia makan mie ayam,dia hanya makan mienya saja tapi tidak dengan daging ayamnya. Oleh karena dia makan mienya saja dengan sambal yang paling banyak sering kami gojloki/meledek dia “Kowe iki nek mangan nang kene cuma mangan sambal lawuhe mie”(kamu ini kalau makan disini cuma makan sambal dengan lauk mie).
Dari keseringan saya dan teman-teman saya makan disana,akhirnya sejak meninggalkan Bojonegoro untuk kuliah melanjutkan pendidikan, makanan yang paling saya rindukan mie ayam Pak No Keceng. Saya sudah coba cari mie ayam di kota tempat saya kuliah tapi tidak ada yang cocok di lidah.Mungkin sudah bawaan lidah orang Bojonegoro yang cuma suka satu selera akan mie ayam. Jadi tiap saya pulang ke rumah, yang jadi satu hal wajib harus dilakukan adalah makan mie ayam di warung Pak No Keceng. Saya selalu menyempatkan diri datang kesana baik sendiri atau janjian dengan teman. Itulah cerita saya dengan Mie Ayam Pak No Keceng. Ini ceritaku,apa ceritamu???
post by archaville at BloggerBojonegoro.com